.

Struktur Pesan dalam SWIFT (SWIFT messages) | Thriller Author Indonesia

Tuesday, June 18, 2013

Struktur Pesan dalam SWIFT (SWIFT messages) | Thriller Author Indonesia

Proses Komunikasi antara Pengirim dan Penerima Pesan SWIFT (SWIFT Message) | Thriller Author Indonesia

Kisah dari Jawa Tengah

Monday, June 17, 2013

Pembaca, kali ini saya coba menceritakan suatu Kisah dari Jawa Tengah , benar atau tidaknya Wallahu A'lam Bishshawab, semoga kita semua dapat memetik hikmahnya. Ceritanya begini, .

Alkisah, ada seorang yang memiliki uang tunai yang luar biasa besarnya, sebut saja Tn A, yang tercatat juga rekeningnya di Bank Indonesia (BI) dalam dua rekening, yaitu masing-masing , USD dan Euro. Rekening yang tercatat disana masing-masing bernilai sekitar USD 266 juta dan Euro 350 juta. Silahkan anda hitung sendiri jika di-Rupiahkan berapa kurang lebihnya. Besar sekali bukan ?

Tn A, telah wafat cukup lama, kemudian konon kabarnya meninggalkan warisan dalam dua rekening tadi kepada para ahli waris nya. Disinilah letak awal permasalahannya, karena ternyata BI meskipun mengakui bahwa rekening tersebut ada dan dalam kondisi di-Blockir, benar dimiliki yang bersangkutan, tetapi tidaklah mudah dicairkan begitu saja, bahkan hingga tulisan ini saya tulis/posting.

BI sebenarnya cukup koperatif. Mereka cukup memberi jalan bagi para ahli waris Tn A., sebagai pemilik dua rekening besar tersebut. Maka, setelah bertahun-tahun perjuangan para ahli waris untuk mendapatkan haknya, BI pun (lagi-lagi) membentuk suatu tim (yang anehnya, berasal dari pihak luar BI). Tugas tim ini adalah untuk membantu permasalahan yang dihadapi oleh ahli waris maupun bagi BI, karena bagi BI sendiri masalah ini sudah tertunda bertahun-tahun dan menjadi PR bagi mereka.


BI pun lalu menetapkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh ahli waris Tn A tersebut agar blockir dari dua rekening tadi dapat dibuka dan segera dapat dicairkan guna kepentingan dan sebagai hak dari ahli waris.

Sudah dapat diduga, bahwa ternyata para ahli waris tidak dapat memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan BI tersebut, karena semua berujung dari harus adanya sejumlah uang sebagai syarat administrasi yang cukup besar. Para ahli waris mungkin memang tidak memiliki kemampuan keaungan, atau memang mereka tidak mau ambil resiko sendiri atas apa yang dipersyaratkan oleh BI itu. Disinilah mulai mengundang para mediator, konsultan, petualang atau mungkin juga para penipu yang berlomba-lomba menawarkan jasa-nya untuk membantu para ahli waris dengan harapan tentu saja dapat cipratan dari hasil jasa yang telah mereka berikan jika memang ini berhasil.

Berbagai "jurus-jurus" atau skema-skema yang ditawarkan kepada ahli waris atau pihak-pihak yang diharapkan dapat menjadi "sponsor" dan memberikan dana untuk mencairkan rekening atau untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh BI tersebut. Untuk selanjutnya, saya yakin pembaca dapat menerka sendiri akhir cerita-nya seperti apa.

Sebenarnya, apabila cerita ini benar, tidaklah sulit solusi-nya. Skema-skema konversi menjadi rekening blokir tadi menjadi surat berharga (untuk dijadikan collateral/agunan atau SBI/Sertifikat Bank Indonesia), dengan melibatkan bank pelaksana atau lembaga keuangan lain, sangatlah mudah untuk dilakukan, selama itu mendapatkan persetujuan dari pihak-pihak yang terlibat.Sayangnya saya (penulis) tidak pernah bertemu dengan pihak ahli waris secara langsung. Seperti kita ketahui bersama, service excellent hanya dapat diberikan apabila penyedia jasa/service, dapat bertemu langsung dengan pengguna/user, dalam hal ini ahli waris dari almarhum Tn.A.

Hingga saat ini ditulis, belum ada klarifikasi dari pihak BI sendiri mengenai hal ini, karena tentu saja mereka mendasarkan diri pada apa yang disebut dengan rahasia perbankan sesuai undang-undang di negara Indonesia.

Demikianlah sedikit Kisah dari Jawa Tengah ,semoga kita dapat menambah wawasan kita semua.




Arti dalam suatu kode SWIFT Bank

Friday, June 14, 2013


Banyak orang belum mengetahui arti dalam suatu kode SWIFT Bank. Kali ini, saya akan memberitahu Anda cara sederhana bagaimana mengetahui arti dalam suatu kode SWIFT Bank. Sebenarnya mudah saja.

SWIFT Code merupakan kode identifikasi unik untuk bank tertentu dan merupakan format standar Kode Identifier Bank (BIC). Kode SWIFT Bank yang juga disebut sebagai kode BIC adalah kode unik yang digunakan untuk mengenali lembaga keuangan dan non-keuangan. Bank Kode cepat datang dengan delapan atau sebelas karakter yang menyoroti rincian mengenai kode bank, kode negara, kode lokasi, dan kode cabang.

Kode SWIFT digunakan untuk mentransfer uang dan pesan antar bank.
Kode SWIFT adalah 8 atau 11 karakter untuk bank. Jika SWIFT Code adalah 8 karakter kode kemudian menunjuk ke cabang utama / kantor

Pertama 4 karakter merupakan kode bank.
Berikutnya 2 karakter mewakili ISO 3166-1 alpha-2 kode negara.
Berikutnya 2 karakter merupakan kode lokasi. (huruf dan angka) (peserta pasif akan memiliki "1" dalam karakter kedua)
Terakhir 3 karakter merupakan kode cabang. Karakter ini adalah opsional. ('XXX' untuk kantor primer)

Sekarang, anda telah mengetahui kan arti dalam suatu kode SWIFT Bank. Apa yang ada dalam pikiran anda bila melihat kode yang tertera dalam gambar dibawah ini ?


Lebih lengkapnya, Kode Bank SWIFT untuk Bank di Indonesia adalah berikut ini :
 
• Bank Central Asia (BCA): CENAIDJA
• ABN AMRO Bank: ABNAIDJA
• Hagabank: HAGAIDJA
• Bank Artha Graha: ARTGIDJA
• Bank Bumiputera Indonesia: BUMIIDJA
• Bank Bumi Arta Indonesia: BBAIIDJA
• Bank Buana Indonesia: BBIJIDJA
• Bank Danamon: BDINIDJA
• Bank Mandiri (not Bank Syariah Mandiri): BMRIIDJA
• Bangkok Bank: BKKBIDJA
• Bank Niaga: BNIAIDJA
• Bank Negara Indonesia (BNI): BNINIDJA
• Bank BNP Paribas Indonesia: BNPAIDJA
• Bank Resona Perdania: BPIAIDJA
• Bank Rakyat Indonesia (BRI): BRINIDJA
• Bank Bukopin: BBUKIDJA
• Deutsche Bank AG: DEUTIDJA
• Bank Mizuho Indonesia: MHCCIDJA
• Hongkong and Shanghai Banking (HSBC): HSBCIDJA
• Bank Internasional Indonesia (BII): IBBKIDJA
• Bank Indonesia: INDOIDJA
• Lippobank: LIPBIDJA
• Bank NISP: NISPIDJA
• Pan Indonesia Bank: PINBIDJA
• Bank Rabobank International Indonesia: RABOIDJA
• Bank UFJ Indonesia (formerly Bank Sanwa Indonesia): SAINIDJA
• Bank Swadesi: SWBAIDJA
• Bank Tabungan Negara (BTN): BTANIDJA
• Bank UOB Indonesia: UOBBIDJA
• Bank Permata: BBBAIDJA
• Bank Maybank Indocorp: MBBEIDJA
• Bank Chinatrust Indonesia: CTCBIDJA
• Woori Bank Indonesia: HVBKIDJA
• Bank Sumitomo Mitsui Indonesia: SUNIIDJA
• Bank Finconesia: FINBIDJA
• Bank OCBC Indonesia: OCBCIDJA
• Bank Kesawan: AWANIDJA
• Bank Commonwealth: BICNIDJA
• Bank Ekonomi Raharja: EKONIDJA
• Bank DBS Indonesia: DBSBIDJA
• Bank CIC International (formerly Bank Century Intervest Corp): CICTIDJA
• Bank Ekspor Indonesia: BEXIIDJA
• Bank Mega: MEGAIDJA
• Bank of China, Jakarta Branch: BKCHIDJA
• Bank Syariah Mandiri (not Bank Mandiri): BSMDIDJA
• Bank Syariah Muamalat Indonesia: MUABIDJA

Demikianlah tulisan saya dalam arti dalam suatu kode SWIFT Bank . Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Sistem Pengamanan dalam SWIFT

Tuesday, June 11, 2013


Karena hubungan antarbank identik dengan transaksi keuangan, diperlukan Sistem Pengamanan dalam SWIFT -mulai dari proses pembuatan, pengiriman, penerimaan, hingga penyimpanan berita- terhadap kemungkinan-kemungkinan berikut ini:
  • Berita hilang, cacat, salah dalam penyampaian, dan keterlambatan.
  • Berita kehilangan kerahasiaan
  • Berita mengalami pemalsuan atau terakses secara tidak sah (unauthorized)

Untuk itu SWIFT memiliki manajemen pengamanan User dalam pelaksanaan komunikasi SWIFT –terutama mengamankan penggunaan Logical Terminal (LT)- untuk keamanan:
  • Password dengan batasan akses sesuai dengan masing-masing fungsi
  • Alokasi dan pemeriksaan Input Sequence Number (ISN) dan Output Sequence Number (OSN)
  • Login dan pilih Sequence Number
Untuk melaksanakan pengamanan tersebut perlu dilakukan diferensiasi tanggung jawab petugas secara INTERNAL di lembaga keuangan yang menggunakan SWIFT, sebagai berikut:

1. User Security Officer (USOF)
Officer yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam tataran SWIFT yang bertugas membuat dan menyimpan password bagi para User.

2. User Key Management Officer (UKMO)
Officer yang bertugas menyiapkan Billateral Key Exchange (BKE) dengan bank koresponden.

3. User dan SWIFT Administrator
Officer yang bertugas mengelola dan mengadministrasikan SWIFT harian, termasuk backup.

4. Daily Operation
Proses pengiriman SWIFT dilakukan oleh beberapa staf dan manajer yang ditunjuk secara berjenjang yang masing-masing memiliki password. Terdiri dari:

+ Originator
Unit/ petugas yang membuat konsep berita (SWIFT message) yang akan dikirim melalui SWIFT sesuai jenis transaksi dengan jenis format berita (Message Type/ MT) yang telah tersedia dalam sistem SWIFT (misalnya MT-103, MT-202, atau MY-700). Setelah diperiksa oleh manajer kemudian dikirim oleh petugas data entry melalui sistem SWIFT.

+ Data Entry/ Message Creation and Modification
Petugas yang bertugas di unit telekomunikasi untuk menginput data ke komputer untuk pengiriman/ penerusan berita melalui sistem SWIFT.

+ Verificator
Petugas yang bertugas melakukan verifikasi kebenaran konsep berita yang telah diinput oleh petugas data entry

+ Releaser/ Authorizer Swift Message
Petugas yang bertugas melakukan release data konsep SWIFT message ke jaringan SWIFT untuk dikirim ke Computer Base Bank Koresponden yang dituju sebagai penerima berita.


Pengamanan berita antarbank

Pengamanan SWIFT tidak hanya dilakukan secara internal oleh setiap anggota, namun juga pada level antarbank (antaranggota). Pengamanan antarbank anggota SWIFT terdiri dari 3 jenis:

1. Swift Authenticator Key (SAK)
Pertukaran Authenticator Key untuk operasional SWIFT di antara para Koresponden (semacam testkey) yang diinput pada sistem untuk kategori berita tertentu.

2. Billateral Key Exchange (BKE)
Pertukaran testkey antara 2 bank anggota SWIFT melalui sistem yang berlaku hanya untuk kedua bank tersebut dalam pertukaran berita, terutama berita finansial. Jika ada anggota SWIFT yang mengirim berita finansial kepada anggota lainnya yang tidak/ belum melakukan perjanjian BKE di antara mereka, maka berita finansial tersebut tidak akan diteruskan oleh SWIFT.

3. Kepastian berita yang dikirim melalui sistem SWIFT ditandai dengan respon yang muncul, yaitu:
  • Positive Acknowledgement (ACK), yang mengindikasikan bahwa berita berhasil diteruskan ke bank penerima (receiver).
  • Negative Acknowledgement (NAK), yang mengindikasikan bahwa berita ditolak/ dikembalikan kepada bank pengirim berita (sender). Jika demikian, harus dikoreksi dan dikirim kembali.
Identifikasi bank

Pengamanan sistem SWIFT juga merambah pada level yang lebih independen, yaitu pada masing-masing bank (anggota). Tiap bank memiliki kode identifikasi yang dinamakan Bank Identifier Code (BIC). Istilah ini cukup populer, biasanya disebut BIC itu sendiri atau kode SWIFT.
Kode ini digunakan untuk transaksi-transaksi keuangan atau non keuangan yang biasanya dilakukan para bank, baik antara bank-bank di dalam negeri maupun dengan bank di luar negeri. Transaksi itu meliputi:
  • Pengiriman uang dalam valuta asing
  • Letter of credit (ekspor-impor)
  • RTGS (Real Time Gross Settlement)
  • Pengiriman berita untuk keperluan inquiry atau korespondensi
Berikut contoh kode SWIFT:

Bank BCA Cabang Veteran Surabaya => CENAIDJAXXX
Keterangan:
CENA => Kode bank BCA (4 huruf)
ID => Kode negara (Indonesia/ 2 huruf)
JA => Kode kota lokasi kantor pusat (Jakarta/ 2 huruf)
XXX => Kode cabang (bisa huruf, angka, atau kombinasi keduanya)

Bank BNI Cabang Yogyakarta => BNINIDJAYGY
Keterangan:
BNIN=> Kode bank BNI (4 huruf)
ID => Kode negara (Indonesia/ 2 huruf)
JA => Kode kota lokasi kantor pusat (Jakarta/ 2 huruf)
YGY => Kode cabang (Yogyakarta)

Bank BNI Cabang Tokyo => BNINJPJTXXX
Keterangan:
BNIN=> Kode bank BNI (4 huruf)
JP => Kode negara (Jepang/ 2 huruf)
JT => Kode kota lokasi (Tokyo/ 2 huruf)
XXX => Kode cabang (Bisa dibiarkan ‘blank’)

Bank of China Cabang Shenzhen, China => BKCHCNBJXXX
Keterangan:
BKCH=> Kode Bank of China (4 huruf)
CN => Kode negara (China/ 2 huruf)
BJ => Kode kota lokasi kantor pusat (Beijing/ 2 huruf)
XXX => Kode cabang (bisa huruf, angka, atau kombinasi keduanya)

Demikian sharing saya mengenai Sistem Pengamanan dalam SWIFT yang sangat penting, mengingat SWIFT bagaikan ‘operator tunggal’ untuk komunikasi bank-bank di seluruh dunia.

Struktur Pesan dalam SWIFT (SWIFT messages)


Struktur Pesan dalam SWIFT (SWIFT messages) terdiri dari 1 hingga 5 blok, dibawah ini :
  1. Basic Header (wajib)
  2. Application Header (optional)
  3. User Header (optional)
  4. Text (optional)
  5. Trailers (optional)
 
1. Basic Headers in FIN
Contoh :

"{1:F01BMRIIDJAAXXX0000000000}"

dimana:
1: Block Identifier
F: Application Identifier (FIN)
01: Service Identifier (Identifies tipe pesan)
BMRIIDJAAXXX: Alamat Terminal.
0000000000: Nomor sesi atau Nomor Urut

2. Application Headers in FIN

B1. FIN Application Header – Input
Contoh :  

"{2:I103IRVTUS3NXXXXN}"

dimana:
2: Block Identifier
I: Input Identifier or Output Identifier
103: Tipe Pesan
IRVTUS3NXXXX: Alamat tujuan (terdiri dari 12 karakter alamat SWIFT penerima pesan. Isian Kode Cabang wajib diisi dengan data yang valid. Nilai default-nya adalah XXX)
N: Message Priority (N à normal , S à system, U à Urgent ) 

B2. FIN Application Header – Output
Contoh  :

"{2:O9500748100322CENAIDJAAXXX03508938771003220748N}"

dimana:
2: Block Identifier
O: Input Identifier or Output Identifier
950: Tipe Pesan
0748 : Waktu Lokal Pengirim. Untuk SWIFT system, Waktu default-nya adalah GMT, ketika pesanan diproses dan dikirim.
100322 : Tanggal lokal pengirim.
CENAIDJAAXXX0350893877: Input Pesan yang terdiri dari 28 karakter yang menunjukkan tanggal lokal pengirim ketika pesan dikirim atau diproses, Alamat lengkap SWIFT dari pengirim pesan, Nomor sesi atau Nomor Urut.
100322: Tanggal output lokal penerima.
0748: Waktu output lokal penerima.
N: priority (N à normal , S à system, U à Urgent )

3. User Headers in FIN
Contoh

"{3:{108:CPS0}}"

dimana:
3: Block Identifier
Service Identifier : (FINCopy only)
Banking Priority : Field 113:<banking priority>. Pengirim menentukan prioritas pesan untuk bank yang terdiri dari 4 karakter .
Message User Reference : Field 108:<Optional Message User Reference>. Pengirim menentukan referensi untuk pengguna.
Validation Flag : Field 119:<validation flag>. Menunjukkan bila FIN harus menampilkan validasi khusus/tertentu.
Addressee Information (FINCopy only): Field 115:<payment-release-information-receiver>.

4. Teks
Contoh :
System : {4:{305:A}{177:0907310000}{177:0907312359}
Fin :
{4:
:20:0914500001231602
:23B:CRED
:32A:100312USD5000,
:33B:USD5000,
:50K:/1100055555
Berry Hamzah
JL.SEKAR WARU I NO.23
KEL.SANUR
DENPASAR
:57A:BOFAUS3NXXX
:59:/483044444
Berry Berry
:70:/INV/HOME ADRESS : 39-45.50ST.2ND
FLOOR WOOD SIDE, NY 11444
:71A:OUR
:72:/ACC/BANK OF AMERICA NEW YORK,
//MANHATTAN USA
-}
system message or service message :
user-to-user message : All message text within block 4 begins with Carriage Return and Line Feed <CrLf> and ends with <CrLF> followed by a hyphen -. Each field within the text begins with a tag number between colons, followed by the appropriate variable content.

5. Trailers
Fin menambahkan trailer kedalam message untuk tujuan pengendalian, untuk menambahkan informasi tambahan, dan untuk mengindikasi bahwa ada keadaan khusus yang diterapkan untuk menangani message tersebut dan menghindari pengulangan atau duplikasi.

Format trailer FIN tergabung dalam satu blok (Blok Identifier 5) yang mengandung satu blok atau lebih.
Tiap Blok mengandung trailer terkait. Setiap trailer diawali dengan kode 3 angka, yang terdiri dari Colon, dan informasi trailer.

Ada dua kategori trailer berikut ini:
• Trailer Pengguna (user trailers), dimana pengguna menambahkan pesan perintah :
1. Checksum
2. Training
3. Possible Duplicate Emission

• Trailer System (system trailers), dimana system yang menambahkan pesan. 
FIN menambahkan trailer sistem untuk menyampaikan informasi tambahan atau khusus. FIN menghitung trailer Checksum sesuai dengan alamat penerima (12 karakter, dimana X mengganti karakter ke-9) ditambah blok Teks. 
The Checksum Trailer memungkinkan sistem dan terminal berbasis komputer untuk memeriksa bahwa pesan belum rusak karena kerusakan sistem atau kesalahan transmisi terdeteksi. Jika ada kegagalan checksum, maka FIN kembali mengirim pesan dengan kemungkinan duplikat Trailer.

Perintah dalam system trailer terdiri dari:
• checksum
• system-originated message
• training
• possible duplicate message
• delayed message
• message reference

Contoh :
Checksum Trailer : The Checksum trailer wajib untuk FIN dan Semua Fungsi Aplikasi Pesan (Service Identifier 01).

Format
{CHK:<checksum-result>}
where <checksum-result> = 12!h

Demikianlah sekilas tentang Struktur Pesan dalam SWIFT (SWIFT messages). Semoga bermanfaat bagi kita semua.