Dalam tulisan kali ini, ADR, IDR; Bagaimana Kita Sikapi Seharusnya?, penulis hanya ingin sharing pengalaman saja, tentang hal tersebut diatas. Setelah beberapa bulan dari terakhir saya posting, akhirnya saya baru sekarang berkesempatan kembali.
Sebelumnya, saya ucapkan mohon maaf atas banyaknya surat yang masuk yg tidak dapat saya balas satu persatu, yg jumlahnya mencapai ribuan.
Terima kasih juga kepada semua pihak yg akhirnya telah berhasil bekerjasama berjalan bersama secara riil dan kongkrit dalam beraktifitas usaha / bermitra usaha bersama. Semoga kerjasama kita (saya dan mitra-mitra usaha baru dari silaturahmi di situs sangat sederhana ini), dapat berjalan langgeng dan bermanfaat bagi orang banyak. Thank's to Allah, and thank's to the web on net too, hehehe....
Seperti pembaca ketahui soal ADR dan IDR ini banyak sekali diperbincangkan orang. Cerita atau kisahnya sangatlah abu-abu dengan ribuan versi cerita. Saya yakin, sudah banyak pula pihak yang tertarik akan hal ini, melakukan sharing informasi di internet dan berbagi cerita cengan berjuta kisah dan pengalaman baik kerugian materil maupun immateril yang dialami.
Silahkan para pembaca googling mengenai kisah-kisah mengenai ADR dan IDR ini, hehehe....
Saya hanya akan sharing informasi dari sisi gambar-gambar saja, sekedar melengkapi referensi atau wawasan bagi pihak-pihak yang memang tertarik akan hal ini.
Anggap saja bahwa gambar-gambar dan scan-an berikut ini hanyalah dari dokumen palsu yang tidak perlu dipikirkan terlalu jauh oleh pembaca.....:)
Demikian lah referensi gambar dan dokumen pelengkap ADR dan IDR yang biasanya dicari, dan sy posting dalam posting ADR, IDR, dan Dokumen Pendampingnya ; Bagaimana Kita Sikapi Seharusnya?. Semoga Bermanfaat menambah referensi dan wawasan kita semua.
Sekarang, Bagaimana Menurut Anda Pembaca???
ADR, IDR, dan Dokumen Pendampingnya ; Bagaimana Kita Sikapi Seharusnya?
Monday, August 11, 2014
WAJIB DIBACA OLEH PARA PELAKU PENCUCIAN UANG ATAU PELAKU MONEY LAUNDRY !
Sunday, March 23, 2014
Sengaja saya gunakan judul diatas, Wajib Dibaca oleh Para Pelaku Pencucian Uang atau Pelaku Money Laundry !, hanyalah semata-mata sebagai penggugah rasa ingin tahu dari pembaca, sekaligus sharing referensi, wawasan dan pengetahuan saja, tanpa bermaksud untuk menganjurkan melakukan tindakan kriminal tersebut.
Kita semua tahu, seperti biasa setiap
saat negara kita melakukan hajat nasional pemilu,
selalu terjadi peningkatan aktifitas pencucian uang, terkait dengan masih sulit
bangsa kita meninggalkan politik uang (money
politic). Dan ini (menurut keyakinan
saya) terkonfirmasi pada data setiap lima tahunan yang pasti tercatat di
Bank Indonesia (BI).
Referensi berikut ini digunakan sebagai
pedoman standar anti pencucian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme yang biasa digunakan sebagai materi pelatihan di instansi terkait,
yaitu Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Komisi Pemberantas
Korupsi (KPK), Bank Indonesia (BI), Kepolisian (Reserse
Ekonomi/Khusus, Intelijen, dll.), Kejaksaan, dan juga saat ini mungkin juga
di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, selain uraian artikel dibawah, tambahan informasi penting lainnya dapat anda dapat pula dapatkan di link ini.
TRANSAKSI, AKTIVITAS, DAN PERILAKU YANG TIDAK WAJAR (RED FLAG)
1. Transaksi yang tidak Bernilai Ekonomis
a. Hubungan nasabah dengan Bank dimana nasabah memiliki banyak rekening pada bank yang sama, dan sering melakukan transfer kepada beberapa rekening yang dimiliki tersebut atau melakukan transfer dalam jumlah yang significant.
b. Transaksi di mana dana yang baru saja disetorkan kemudian diambil kembali secara tiba-tiba, kecuali apabila terdapat alasan yang jelas atas penarikan secara tiba-tiba tersebut.
c. Transaksi yang tidak dapat direkonsiliasi dengan aktivitas yang biasa dilakukan oleh nasabah, contohnya, penggunaan Letter of Credits dan metode pembiayaan perdagangan lainnya yang memindahkan uang dari Negara satu ke Negara lainnya dimana perdagangan dimaksud tidak konsisten dengan bisnis yang biasa dilakukan oleh nasabah.
d. Penarikan atau penyetoran dalam jumlah besar dari rekening nasabah yang semula tidak aktif atau dari rekening nasabah yang menerima setoran dalam jumlah besar dari luar negeri tanpa didukung dengan alasan yang memadai dan tidak terdapat adanya keterkaitan antara nasabah dengan kegiatan usahanya.
e. Ketentuan bank garansi atau ganti rugi sebagai jaminan untuk pinjaman antara pihak ketiga yang tidak sesuai dengan kondisi pasar.
f. Back to back loans tanpa ada tujuan yang dapat diidentifikasi dan dapat diterima secara hukum.
g. Terdapat transaksi penyetoran uang tunai pada suatu bank yang pada saat yang sama langsung dilakukan penarikan pada bank yang lokasinya berbeda.
2. Transaksi dengan Menggunakan Uang Tunai dalam Jumlah
Besar
a. Penukaran uang tunai berdenominasi kecil dalam jumlah besar dengan uang tunai berdenominasi besar.
b. Pembelian atau pembayaran atas mata uang asing dalam jumlah yang besar dengan menggunakan cash settlement walaupun nasabah memiliki rekening di bank.
c. Penarikan sejumlah besar uang yang sering dilakukan, dengan menggunakan cek, termasuk traveller cheques.
d. Penarikan sejumlah besar uang tunai yang sering dilakukan yang tidak dapat dibenarkan sebagai aktivitas bisnis nasabah.
e. Sejumlah uang tunai ditarik dari rekening yang semula tidak aktif (dormant account) atau dari sebuah rekening yang baru saja menerima kredit yang tak terduga dalam jumlah besar dari luar negeri.
f. Transaksi perusahaan, baik setoran maupun penarikan dengan jumlah yang sangat besar dan di luar kewajaran, yang biasanya dilakukan dengan operasi komersial yang normal dari perusahaan, misalnya cek, LC, bill of exchange namun dilakukan dengan uang tunai.
g. Penyetoran uang tunai dengan cara menggunakan banyak slip penyetoran dalam jumlah kecil, yang bila digabungkan maka jumlahnya menjadi sangat besar.
h. Penyetoran dalam bentuk tunai untuk penyelesaian tagihan wesel, transfer atau imstrumen pasar uang lainnya.
i. Nasabah yang depositnya terdiri dari mata uang palsu dan instrument tiruan.
j. Penyetoran uang tunai dalam jumlah besar dengan menggunakan ATM dimalam hari, untuk menghindari hubungan langsung dengan bank.
k. Nasabah membuat penyetoran uang tunai dalam jumlah besar dan frekuensi yang tinggi, tetapi penarikan cek atas rekening lebih banyak ditujukan untuk rekening pihak ketiga yang tidak terkait dengan bisnisnya.
l. Beberapa Nasabah datang ke bank secara bersamaan dan menggunakan teller yang berbeda untuk melakukan penarikan atau penyetoran dalam jumlah besar atau melakukan transaksi penukaran uang asing.
m. Terdapat penarikan secara tunai dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang sama langsung disetorkan ke rekening yang lain.
3. Transaksi dengan menggunakan Rekening Bank
a. Pemeliharaan beberapa rekening atas nama pihak lain yang tidak sesuai dengan jenis kegiatan usaha nasabah;
b. Terdapat pemecahan transaksi melalui penyetoran secara tunai dalam jumlah kecil ke dalam beberapa rekening sehingga jumlah total penyetoran tersebut menjadi sangat besar;
c. Penyetoran dan atau penarikan dalam jumlah besar dari rekening perorangan atau perusahaan yang tidak sesuai atau tidak terkait dengan usaha nasabah;
d. Pemberian informasi yang sulit dibuktikan atau memerlukan biaya yang sangat besar bagi Bank untuk melakukan pembuktian;
e. Pembayaran dari rekening nasabah yang dilakukan setelah adanya penyetoran tunai kepada rekening dimaksud pada hari yang sama atau pada hari yang berdekatan;
f. Penarikan dalam jumlah besar dari rekening nasabah yang semula tidak aktif atau dari rekening nasabah yang menerima setoran dalam jumlah besar dari luar negeri;
g. Pihak yang mewakili perusahaan selalu menghindar untuk berhubungan dengan petugas Bank;
h. Peningkatan yang besar atas penyetoran tunai atau negotiable instruments oleh suatu perusahaan dengan menggunakan rekening klien perusahaan, khususnya apabila penyetoran tersebut langsung ditransfer di antara rekening klien lainnya;
i. Penolakan oleh nasabah untuk menyediakan tambahan dokumen atau informasi penting, yang apabila diberikan memungkinkan nasabah menjadi layak untuk memperoleh fasilitas pemberian kredit atau jasa perbankan lainnya;
j. Penolakan nasabah terhadap fasilitas perbankan yang lazim diberikan, seperti penolakan untuk diberikan tingkat bunga yang lebih tinggi terhadap jumlah saldo tertentu;
k. Pembayaran dengan cek kepada pihak ketiga dalam jumlah besar yang dilakukan oleh nasabah besar.
l. Sebuah rekening dibuka atas nama pedagang valuta asing yang menerima structured deposits.
m. Rekening atas nama sebuah perusahaan offshore dengan structured movement of funds.
n. Penyetoran dana dengan menggunakan cek perusahaan ke rekening pegawai. yang dilakukan secara berkala.
o. Transfer dana dari rekening perusahaan kepada rekening pegawai atau sebaliknya.
4. Transaksi dengan melakukan Transfer ke Luar Negeri
a.
Pengenalan nasabah oleh kantor cabang di luar negeri,
perusahaan afiliasi atau bank lain yang berada di negara yang diketahui sebagai
tempat produksi atau perdagangan narkotika;
b.
Penggunaan Letter
of Credits (L/C) dan instrumen perdagangan internasional lain untuk
memindahkan dana antar negara dimana transaksi perdagangan tersebut tidak
sejalan dengan kegiatan usaha nasabah;
c.
Penerimaan atau pengiriman transfer oleh nasabah dalam
jumlah besar ke atau dari negara yang diketahui merupakan negara yang terkait
dengan produksi, proses, dan atau pemasaran obat terlarang atau kegiatan
terorisme;
d.
Penghimpunan saldo dalam jumlah besar yang tidak
sesuai dengan karakteristik perputaran usaha nasabah yang kemudian ditransfer
ke negara lain;
e.
Transfer secara elektronis oleh nasabah tanpa disertai
penjelasan yang memadai atau tidak dengan menggunakan rekening;
f.
Permintaan travellers
cheques, wesel dalam mata uang asing, atau negotiable instrument lainnya dengan frekuensi tinggi;
g.
Pembayaran dengan menggunakan travellers cheques atau wesel dalam mata uang asing khususnya yang
diterbitkan oleh negara lain dengan frekuensi tinggi.
h.
Seseorang yang tidak memiliki rekening di bank dan
tidak dapat memberikan penjelasan yang memadai atas kegiatan transfer yang
dilakukannya dalam jumlah besar ke luar negeri .
i.
Seorang nasabah yang kelihatannya memiliki rekening di
beberapa bank yang berlokasi di tempat yang sama, terutama ketika bank waspada
akan proses konsolidasi yang teratur dari rekening-rekening dimaksud sebelumnya
untuk meminta transmisi seterusnya dari dana di mana saja.
j.
Transfer yang dilakukan secara berulang-ulang atas
sejumlah uang ke luar negeri dibarengi dengan instruksi untuk membayar
beneficiary dalam bentuk uang tunai.
k.
Peningkatan yang besar dalam penyetoran uang tunai
oleh nasabah tanpa penjelasan yang memadai, terutama apabila dana tersebut
ditransfer kembali dalam waktu yang singkat dengan tujuan transfer tidak terkait dengan nasabah.
l.
Membangun neraca besar, tidak konsisten dengan turn over bisnis nasabah, dan
selanjutnya ditransfer ke rekening di luar negeri.
m.
Penyetoran secara tunai kepada suatu rekening yang
dilakukan oleh beberapa orang tanpa penjelasan yang memadai.
n.
Transaksi pengiriman uang yang dilakukan dari satu
rekening ke rekening lainnya di luar negeri dan sebagai penerima akhir adalah
pengirim yang pertama kali melakukan transaksi baik keseluruhan maupun sebagian
(“ U turn” transaction).
5. Transaksi yang Berkaitan dengan Investasi
a. Pembelian surat berharga untuk disimpan di bank sebagai kustodian yang seharusnya tidak layak apabila memperhatikan reputasi atau kemampuan financial nasabah.
b. Transaksi pinjaman dengan jaminan dana yang diblokir (back-to-back deposit/loan transactions) antara Bank dengan anak perusahaan, perusahaan afiliasi, atau institusi perbankan di negara lain yang dikenal sebagai negara tempat lalu-lintas perdagangan narkotika;
c. Permintaan nasabah untuk jasa pengelolaan investasi dengan sumber dana investasi yang tidak jelas sumbernya atau tidak konsisten dengan reputasi atas kemampuan financial nasabah.
d. Transaksi surat berharga dalam bentuk uang tunai dalam jumlah besar yang tidak sesuai dengan profil transaksi atas.
e. Pembelian dan penjualan surat berharga tanpa tujuan yang jelas.
f. Transfer jumlah besar atas surat berharga ke rekening yang tidak memiliki keterkaitan.
g. Transaksi dengan pihak lawan (counterparty) yang tidak dikenal atau sifat, jumlah dan frekuensi transaksi yang tidak lazim;
h. Investor yang diperkenalkan oleh pihak ketiga (bank atau perusahaan afiliasi, atau investor lain) dari negara yang diketahui umum sebagai tempat produksi atau perdagangan narkotika.
6. Transaksi yang Berhubungan dengan Pihak-pihak yang
Tidak dapat Diidentifikasi
a. Pihak ketiga yang tidak dikenali bank dan tidak memiliki hubungan dengan nasabah menjanjikan atau menjaminkan tanpa adanya penjelasan yang memadai.
b. Permintaan pembayaran dengan informasi yang tidak akurat tentang pihak yang meminta informasi tersebut.
c. Kepemilikan saham di sebuah perusahaan yang unlisted yang aktivitasnya tidak dapat dipastikan sebagai bank.
7. Transaksi yang terkait dengan prilaku nasabah atau
pelaku transaksi
a. Menggunakan
banyak nama untuk melakukan transaksi yang serupa.
b. Transaksi tidak
konsisten dengan profil nasabah.
c. Transfer dana ke
organisasi amal yang terletak di luar negeri.
d. Banyak transaksi
yang serupa yang dilakukan pada hari yang sama di lokasi yang berbeda.
e. Transfer uang
dengan jumlah yang banyak dari individu kepada bisnis yang diluar dari kebiasaan.
f. Pihak ketiga hadir dalam keseluruhan transaksi
namun tidak berpartisipasi dalam transaksi actual.
g. Nasabah
bersikeras agar transaksi dilakukan dengan cepat.
h. Transaksi
dilakukan melalui telepon atau faksimili atau internet (non face to face).
i.
Transfer dana dalam jumlah yang banyak ke atau dari
luar negeri dengan instruksi untuk pembayaran dalam bentuk tunai
8. Perilaku Nasabah
a. Nasabah berbentuk grup tiba di Bank tetapi bertindak seolah-olah tidak saling mengenal satu sama lain, kemudian mereka melakukan transaksi yang bersamaan secara terpisah.
b. Uang dalam jumlah besar namun sumber dana tidak jelas atau tidak konsisten dengan situasi keuangan nasabah.
c. Nasabah memiliki pengetahuan tentang kewajiban pelaporan atau pengendalian internal bank, Pengawasan dan proses operasional secara tidak wajar.
d. Nasabah memberikan informasi yang tidak konsisten kepada pegawai yang berbeda pada bank yang sama.
e. Informasi detail mengenai nasabah tidak jelas atau sulit untuk diverifikasi.
f. Nasabah memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang terkait dengan prosedur pengecualian.
g. Nasabah tertutup dan menghindari pertemuan secara personal.
h. Nasabah menjelaskan transaksi secara berlebihan.
i. Nasabah bersikeras terhadap pertanyaan yang diajukan oleh staf Bank.
j. Pertanyaan yang diajukan kepada pegawai bank tidak sesuai atau tidak wajar.
k. Nasabah terburu-buru, panik atau gugup.
l. Informasi yang diberikan oleh nasabah berlawanan dengan informasi yang didapat dari sumber lain.
m. Nasabah menggunakan banyak alamat yang mirip/sama.
n. Informasi mengenai nama, alamat atau tanggal lahir tidak konsisten.
o. Nasabah menolak memberikan penjelasan atau berusaha menutup-nutupi dengan mengalihkan pembicaraan kepada masalah lain yang tidak terkait dengan transaksi yang ditanyakan (transaksi besar yang dilakukan nasabah dalam periode tertentu).
p. Nasabah menjawab pertanyaan dengan nada menantang, dengan mengatakan bahwa nasabah adalah orang terpandang atau dekat dengan pejabat di daerah tertentu pada saat petugas bank mengklarifikasi data nasabah.
q. Pola transaksi nasabah di luar kebiasaan, misalnya nasabah terbiasa bertransaksi melalui kurir kemudian berubah menjadi perintah tertulis.
r. Pola transaksi nasabah yang biasanya tidak pernah dilakukan tunai atau jarang, berubah menjadi tunai dalam jumlah yang sangat signifikan.
s. Nasabah diberitakan terlibat tindakan kriminal (korupsi, illegal logging, dll), maka terindikasi simpanannya berasal dari tindakan dimaksud.
t. Nasabah memberikan penjelasan yang tidak masuk akal atas penyetoran uang tunai yang dilakukan dengan jumlah sangat besar. Misalnya nasabah mengatakan bahwa uang tunai dimaksud berasal dari hasil penjualan tanah untuk pengembangan jalan tol. Selazimnya transaksi tersebut melalui transfer yang dilakukan oleh instansi yang jelas, dan tidak melalui setoran tunai.
9. Aktivitas yang Dapat Dikategorikan Ilegal
- Nasabah diberitakan oleh media massa sebagaai seseorang yang diduga terlibat aktivitas illegal atau tindak pidana.
- Instruksi transfer dana masuk dari Negara tax haven atau Negara yang terkenal dengan pendanaan terorisme
10. Transaksi mencurigakan yang melibatkan karyawan Bank
dan atau agen
a. Peningkatan kekayaan karyawan dan agen Bank dalam jumlah besar tanpa disertai penjelasan yang memadai;
b. Hubungan transaksi melalui agen yang tidak dilengkapi dengan informasi yang memadai mengenai penerima akhir (ultimate beneficiary).
11. Transaksi mencurigakan melalui transaksi pinjam
meminjam
a.
Pelunasan pinjaman bermasalah secara tidak terduga;
b.
Permintaan fasilitas pinjaman dengan agunan yang asal
usulnya dari aset yang diagunkan tidak jelas atau tidak sesuai dengan reputasi
dan kemampuan finansial nasabah;
c.
Permintaan nasabah kepada Bank untuk memberikan
fasilitas pembiayaan dimana porsi dana sendiri Nasabah dalam fasilitas dimaksud
tidak jelas asal usulnya, khususnya apabila terkait dengan properti.
12. Tipe-tipe Transaksi Lainnya
a. Pembelian atau penjualan sejumlah besar logam berharga oleh interim customer.
b. Pembelian cek bank dalam skala besar oleh interim customer.
c. Perluasan atau peningkatan penggunaaan fasilitas penyetoran/tabungan yang tidak diikuti dengan aktivitas bisnis atau personal nasabah yang meningkat.
d. Aktivitas rekening tidak setara dengan profile nasabah (misal: umur, pekerjaan, pendapatan)
e. Nasabah sering mengubah alamat dan tanda tangan.
f. Sejumlah besar dana diterima, dan tiba-tiba digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh fasilitas perbankan.
g. Seseorang yang baru berusia sekitar 17-26 tahun membuka rekening dan melakukan penarikan atau transfer dana dalam waktu yang singkat, yang dapat diindikasikan sebagai pembiayaan teroris.
h. Nasabah menerima dana dari organisasi keagamaan atau amal dan memanfaatkan dananya untuk pembelian asset atau mentransfer dana dimaksud keluar dalam waktu yang relatif pendek.
i. Nasabah atau WIC yang bersikeras tidak mau memberikan informasi dan dokumen yang dipersyaratkan atau hanya mau memberikan informasi yang minim, dan atau memberikan informasi yang tidak sesuai dengan dokumen pendukung.
Demikianlah sharing saya kali ini, Wajib Dibaca oleh Para Pelaku Pencucian
Uang atau Pelaku Money Laundry ! , semoga membawa manfaat bagi pembaca
semua.
Saya tunggu komentar, sharing, diskusi, atau kasus-kasus dari anda pembaca yang kita bisa diskusikan bersama....
Saya tunggu komentar, sharing, diskusi, atau kasus-kasus dari anda pembaca yang kita bisa diskusikan bersama....
Ciri-ciri - Spesifikasi Teknis Cek Asli, Bilyet Giro Asli dan Wesel Asli (Warkat Debet Asli)
Monday, September 16, 2013
Mungkin hal ini, Ciri-ciri - Spesifikasi Teknis Cek Asli, Bilyet Giro Asli dan Wesel Asli (Warkat Debet Asli) , banyak yang menganggap sepele, atrau mungkin juga tidak tahu. Kali ini saya akan sharing hal ini.
Mungkin ada sudah terbiasa dengan hal-hal tersebut diatas dan sering juga anda gunakan dalam aktifitas usaha anda, karena saat ini hampir seluruh transaksi pembayaran yang melibatkan perbankan, pasti menggunakan hal-hal diatas tadi. Tapi tahukah anda ciri-ciri fisik atau spesifikasi teknis dari dokumen Warkat Debet (Cek, Bilyet Giro, Wesel) yang asli dan sah?
Dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, keamanan, dan kemudahan pengawasan dalam penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), Bank Indonesia mengatur pembakuan Warkat Debet dan Dokumen Kliring yang digunakan dalam SKNBI.
Warkat Debet adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban nasabah atau Bank melalui Kliring Debet .
Demikian sedikit sharing dari saya dalam Ciri-ciri - Spesifikasi Teknis Cek Asli, Bilyet Giro Asli dan Wesel Asli (Warkat Debet Asli), semoga bermanfaat.
Mungkin ada sudah terbiasa dengan hal-hal tersebut diatas dan sering juga anda gunakan dalam aktifitas usaha anda, karena saat ini hampir seluruh transaksi pembayaran yang melibatkan perbankan, pasti menggunakan hal-hal diatas tadi. Tapi tahukah anda ciri-ciri fisik atau spesifikasi teknis dari dokumen Warkat Debet (Cek, Bilyet Giro, Wesel) yang asli dan sah?
Dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, keamanan, dan kemudahan pengawasan dalam penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), Bank Indonesia mengatur pembakuan Warkat Debet dan Dokumen Kliring yang digunakan dalam SKNBI.
Warkat Debet adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban nasabah atau Bank melalui Kliring Debet .
Ciri-ciri/Spesifikasi Teknis Warkat Debet
(yang harus dicantumkan dalam Warkat Debet yang akan digunakan dalam penyelenggaraan
SKNBI di Wilayah Kliring On-line Otomasi, Wilayah Kliring Off-line Otomasi
dan Wilayah Kliring Offline Manual) diatur sebagai berikut dlm Surat Edaran No 8/35/DASP (Divisi Akuntansi dan Sistem Pembayaran) tgl 22 Desember 2006, dan berlaku mulai 2 Januari 2007 :
1.
Kertas
Kertas
yang digunakan harus memenuhi kualitas “The London Clearing Bank’s Paper
Specification No. 1” (kertas CBS-1), yang sekurang-kurangnya memenuhi standar
sebagai berikut:
a)
berat kertas (gramatur): 95 +/- 5 % g/M2;
b)
ketebalan: 105 sampai dengan 135 micron; dan
c)
memuat tanda air (watermark) berupa logo PPWDK (Perusahaan Percetakan Warkat dan Dokumen Kliring).
2.
Ukuran
Ukuran
Warkat Debet yang digunakan harus merupakan ukuran seragam, yaitu panjang 7
(tujuh) inci dan lebar 2 ¾ (dua tiga per empat) inci.
3.
Rancang
Bangun
Pembakuan
Warkat Debet tidak dimaksudkan untuk membakukan redaksi yang tercantum dalam
Warkat Debet. Namun demikian untuk lebih memudahkan pengenalan dan pemeriksaan
Warkat Debet maupun sandi atau informasi yang tercantum di dalamnya maka rancang
bangun Warkat Debet diatur sebagai berikut:
a.
Nama
dan Logo Bank
Nama
dan logo Bank harus dicetak dengan jelas dan/atau lebih besar daripada cetakan lainnya
pada Warkat Debet dimaksud dan ditempatkan pada bagian kiri atas Warkat Debet.
Pencantuman logo dimaksud tidak berlaku dalam hal Peserta tidak memiliki logo.
b.
Penulisan
Jenis Warkat Debet
Jenis
Warkat Debet sebagaimana dimaksud dalam angka 1 harus ditulis dalam Bahasa Indonesia
dan apabila diperlukan dapat ditambahkan padanan katanya dalam Bahasa Inggris.
Tulisan jenis Warkat Debet tersebut harus dicetak dengan jelas dan/atau lebih
besar daripada tulisan lain pada redaksi Warkat Debet dan ditempatkan pada
bagian
atas
Warkat Debet.
c.
Penggunaan
Bahasa Indonesia pada Redaksi Warkat Debet
Redaksi
Warkat Debet harus ditulis dalam Bahasa Indonesia dan apabila diperlukan, dapat
ditambahkan padanan katanya dalam Bahasa Inggris.
d.
Nomor
Seri
Nomor
seri yang digunakan sebagai sarana kontrol penggunaan Warkat Debet harus dicantumkan
pada bagian kanan atas Warkat Debet.
e.
Nilai
Nominal
Ruangan
untuk menuliskan nilai nominal dalam angka dan huruf harus cukup luas dan
ditempatkan di bagian tengah Warkat Debet, sehingga perbandingan tulisan nilai
nominal dalam angka dan huruf pada Warkat Debet dapat terlihat atau terbaca
dengan jelas.
f.
Tempat
dan Tanggal Penarikan atau Penerbitan
Kolom
penulisan tempat dan tanggal penarikan atau penerbitan Warkat Debet harus disediakan
pada Warkat Debet.
g.
Ruangan
Tanda Tangan
Ruangan
untuk tanda tangan dan/atau pencantuman nama jelas penarik atau penerbit Warkat
Debet harus disediakan dengan cukup luas serta ditempatkan pada bagian bawah
Warkat Debet di atas garis batas clear band.
h.
Nama
PPWDK
Nama
PPWDK harus dicantumkan secara vertikal pada sisi sebelah kiri atau kanan Warkat
Debet, atau secara horisontal di bagian bawah Warkat Debet di atas garis batas clear
band.
i.
Penulisan
Peserta Kliring Antar Wilayah
Peserta
Kliring Antar Wilayah harus menuliskan istilah “Peserta Kliring Antar Wilayah”,
“Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah”, “Dapat dikliringkan pada seluruh cabang
bank di
Indonesia”,
“Peserta intercity clearing” atau istilah yang sejenis lainnya pada
bagian tengah atas Warkat Debet atau pada bagian lain yang masih kosong dan
menurut Peserta merupakan tempat yang paling tepat.
j.
Penggunaan
Warna yang Kontras
Komposisi
warna antara latar belakang Warkat Debet dan tulisan pada Warkat Debet yang digunakan
pada seluruh penyelenggaraan SKNBI harus cukup kontras, sehingga apabila Warkat
Debet diproses oleh mesin baca pilah (reader sorter) di Wilayah Kliring On-line
Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line Otomasi, tulisan pada hasil
salinan (image) Warkat Debet atas Warkat Debet yang sebelumnya telah
direkam gambarnya dengan menggunakan mesin baca pilah pada Kliring penyerahan
dalam penyelenggaraan SKNBI, dapat dibaca dengan jelas.
Dengan
demikian, dalam pemilihan komposisi warna pada latar belakang Warkat Debet,
Peserta harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1)
menghindari penggunaan warna yang sama atau hampir sama antara latar belakang
Warkat
Debet dengan warna tulisan pada redaksi Warkat Debet (tidak kontras);
(2)
khusus untuk tulisan pada redaksi Warkat Debet, hendaknya menggunakan pilihan
jenis dan besar huruf yang memadai serta menggunakan pilihan warna tinta yang
tegas.
4.
Tinta
Tinta
untuk mencetak Magnetic Ink Character Recognition E-13B (MICR) code line pada
bagian clear band Warkat Debet, harus menggunakan tinta MICR yang
memenuhi standar ISO 1004:1995. Ketentuan ini berlaku untuk Warkat Debet yang
digunakan di Wilayah Kliring Online Otomasi dan Wilayah Kliring Off-line
Otomasi,
termasuk
Warkat Debet yang digunakan oleh Peserta Kliring Antar Wilayah.
5.
Clear band
Clear
band adalah
ruang kosong dengan ukuran seragam yang terdapat pada bagian bawah Warkat Debet
dengan panjang 7 (tujuh) inci dan lebar 5/8 (lima per delapan)
inci
diukur dari sisi bagian paling bawah Warkat Debet. Ruangan clear band tersebut
disediakan khusus untuk pencetakan angka dan simbol MICR code line.
6.
Garis batas clear band
Pada
setiap clear band Warkat Debet sebagaimana dimaksud dalam angka 5) harus
terdapat batas clear band dengan bagian lain dari Warkat Debet dimaksud yang
dapat berupa garis, huruf mikro (micro text) atau perbedaan warna yang
membentuk garis pada posisi 5/8 (lima per delapan) inci dari bagian paling
bawah Warkat Debet.
7.
Pertinggal
Untuk
keperluan administrasi atas penarikan atau penerbitan Cek dan Bilyet Giro, pada
setiap lembar Cek dan Bilyet Giro harus ditambahkan lembar pertinggal yang
ditempatkan pada sebelah kiri atau sebelah atas Warkat Debet dan
diadministrasikan di bagian depan/belakang bundel Warkat Debet atau berupa carbonized
paper. Dalam hal diperlukan, Peserta dapat menambahkan lembar pertinggal
dimaksud pada Warkat Debet selain Cek dan Bilyet Giro.
8.
Perforasi
Untuk
menghindari kerusakan pada waktu pengolahan oleh mesin baca pilah dan/atau MICR
encoder/readerencoder, perforasi untuk memisahkan Warkat Debet
dengan
lembar pertinggal harus ditempatkan pada sebelah kiri atau sebelah atas Warkat
Debet. Dalam hal digunakan continuous form, perforasinya disesuaikan dengan
kebutuhan dan harus dilakukan secara deep cut.
Selain
itu lem perekat tidak dapat digunakan pada Warkat Debet, kecuali apabila ditujukan
untuk menjilid blanko Warkat Debet yang telah diperforasi.
Demikian sedikit sharing dari saya dalam Ciri-ciri - Spesifikasi Teknis Cek Asli, Bilyet Giro Asli dan Wesel Asli (Warkat Debet Asli), semoga bermanfaat.
Subscribe to:
Posts (Atom)